SEJARAH TES GRAFIS
Di masa lalu, minat klinis terhadap gambar-gambar berkisar
sekitar persoalan teoritik mengenai hubungan genius dan gila dan kemiripan
karya seni orang gila dengan karya seni yang dihasilkan oleh orang primitif dan
anak-anak. Dari kepustakaan terbukti adanya usaha-usaha untuk
mengklarifikasikan ciri-ciri gambar sesuai dengan kelompok-kelompok psikiatris.
Tetapi kelompok-kelompok deskriptif ini sedemikian kaburnya dan tumpang tindih
sehingga Anastasi dan Foley dalam penelitian kepustakaan yang melelahkan ini
terpaksa menarik kesimpulan bahwa diferensiasi-diferensiasi melalui
gambar-gambar hanya dapat dilakukan pada mereka dengan gangguan mental berat
dan hanya dengan individu-individu yang menghasilkan gambar-gambar yang
menakjubkan dan aneh. Apabila gambar-gambar terbatas untuk dapat dibedakan maka
gambar-gambar ini tidak akan dapat membantu diagnosis.
Antusiasme untuk membuka rahasia yang ada pada gambar, yaitu
membuka rahasia yang tidak dapat dilakukan metode-metode penelitian yang lainnya
telah dinyatakan berulang kali oleh banyak ahli yang bekerja di bidang klinis.
Akan tetapi antusiasme ini tidak meluas kearah konstruksi prinsip-prinsip
intepretasi yang dapat mencakup seluruh penyebaran analisis kepribadian. Minat
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang ditawarkan ekspresi grafis untuk mengerti
kepribadian meningkat semenjak itu.
Para ahli klinis mengumpulkan gambar-gambar tetapi
pelaksanaan analisis gambar itu sendiri terbatas pada penjelasan
masalah-masalah khusus pada kasus–kasus individual, mempertimbangkan ciri-ciri
formal atau struktural dan menghitung ciri-ciri yang khas yang ada pada
kelompok-kelompok tertentu. Gambar-gambar sebagai suatu alat analisis
kepribadian yang komprehensif haruslah berkembang dari studi dan pengertian
mengenai kepribadian individu maupun dari analisis ciri-ciri kelompok dan dapat
ditelusuri kembali pada suatu rasional yang mantap dan mendasar. Penerapan dan penggunaan tes grafis adalah
untuk membantu diagnosa, keperluan seleksi, dan keperuan klinis, dan
dilaksanakan secara klasikal/masal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar